Live Review: Uwe Kaa and One Drop Band | Info Reggae Indonesia

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Perkataan klise “musik itu universal” terbukti jelas pada Kamis (26/1) malam lalu di Rolling Stone Live Venue, Jakarta berkat sebuah acara musik gelaran Goethe-Institut Jakarta, pengorganisir dan pendukung satu spektrum luas acara-acara budaya Jerman dan juga pertukarannya.

Dibuka dengan penampilan singkat Denny Frust, vokalis band ska asal Jakarta Monkey Boots, bersenjatakan suara serak dan gitar akustiknya, acara musik itu menghadirkan Uwe Kaa dan band pengiringnya, One Drop Band, sebagai bintang utama.

Uwe Kaa adalah penyanyi reggae asal Munich, Jerman yang� memiliki nama asli Uwe Kobler. Walau begitu, ia enggan dibilang meniru mentah-mentah warna musik asal Jamaika tersebut. Ia mendeskripsikan musik reggae yang ia usung sebagai suatu bentuk terjemahan ke bahasa Jerman dan lalu menyesuaikannya dengan konteks yang ia miliki.

Namun sebelum Uwe Kaa menyajikan materi-materi penggoyang tubuhnya, penyanyi yang menyebut dirinya sebagai duta besar reggae Indonesia, Ras Muhamad, tampil terlebih dahulu dengan diiringi One Drop Band. Inilah salah satu alasan mengapa perkataan “musik itu universal” terbukti dengan jelas di acara ini.

Ras dan One Drop Band, yang malam itu mengenakan busana serba putih, tampil dengan begitu padu, padahal malam itu adalah kali pertama mereka tampil bersama di atas panggung. Perbedaan bahasa tak jadi masalah, toh musik yang bicara. Dan tentu saja, sedikit aba-aba juga memuluskan komunikasi dari kedua pihak yang malam itu membawakan lima lagu Ras Muhammad, yaitu “Make Way”, “Berjaya”, “Musik Reggae Ini”, “Crisis”, dan “A Letter to Mama”.

Alhasil, sekitar lima ratus penonton yang malam itu padat berteduh di bawah atap temporer guna berlindung dari hujan deras sangat menikmati penampilan kolaboratif tersebut. Tak jarang mereka turut melantunkan lirik demi lirik lagu-lagu Ras Muhammad, terutama “Musik Reggae Ini” yang mendapatkan sambutan paling meriah dari para penonton.

Diiringi dengan lagu intro instrumental yang menggunakan sample bagian refrain “They Don’t Care About Us” milik Michael Jackson, Uwe Kaa naik ke atas panggung dengan hoody biru tua dan lantas membawakan “Bunter” sebagai lagu pembuka. Penonton pun menyambut meriah kedatangan penyanyi yang mengawali kariernya pada pertengahan dekade ’90-an sebagai rapper ini.

“Tanzen & Scheri’n”, “Klingelton”, “Wie Leben Laut”, dan “Zu Besuch” lalu menyusul. Fakta menarik bahwa lagu yang terakhir disebutkan merupakan salah satu lagu yang digunakan untuk kampanye Greenpeace, bahkan video klipnya pun menampilkan gambar-gambar kerusakan alam yang disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti kebakaran hutan, banjir, polusi pabrik, hingga kematian berbagai jenis spesies hewan.

Total dua belas lagu dibawakan oleh Uwe Kaa pada malam itu dengan ditutup oleh sebuah lagu cover anak bungsu legenda Bob Marley, Damian Marley, yang sempat meledak pada pertengahan dekade 2000-an, “Welcome to Jamrock”. Hanya saja, lantunan khas “Jamaica Jamaica...” yang terdapat di lagu tersebut dimodifikasi menjadi “Jakarta Jakarta...”� guna menyesuaikan suasana. Perbuatan tersebut terbukti manjur jika melihat respon meriah penonton tak lama setelah nyanyian tersebut berkumandang, apalagi Ras Muhamad dan gerombolannya turut naik ke panggung demi memeriahkan suasana yang sebenarnya sudah meriah.

Tak berhenti sampai sana, lagu tersebut lalu dijahit dengan “Get Up Stand Up” milik Bob Marley dan juga sesi freestyle rap reggae dari Uwe Kaa, Ras Muhamad serta beberapa rekannya, dan bahkan satu pria Jerman yang bertindak sebagai MC pada malam itu.
Source

About @InfoReggaeIndo

Ikuti perkembangan musik reggae di @InfoReggaeindo
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top