Memahami Lirik Lagu Reggae Sangat Penting | Info Reggae Indonesia

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Seruu.com - Lirik lagu-lagu Reggae memiliki berbagai cara untuk dapat memahaminya. Secara spesifik bisa dikatakan lirik-lirik Reggae yang dikumandangkan oleh para musisinya pada masa lalu dan saat ini bisa dibilang berangkat dari pengalaman hidup, misalnya tentang sejarah, kolonialisme, perbudakan ataupun cinta yang membersitkan aroma dari tanah kelahiran karya tersebut berasal. Seperti beberapa musisi Reggae legendaris, mereka terlahir di dalam era yang penuh dengan penderitaan, penindasan, penjajahan dan perbudakan yang mewarnai negerinya lebih dari berabad-abad lamanya.
Hal-hal tersebut setidaknya akan mempengaruhi karakter berfikir dan bertindak dalam memahami situasi dan kondisi yang sedang, akan dan telah terjadi. Juga berpengaruh terhadap hasil dari karya-karya seni yang terlahir nantinya.
Misalnya lirik dari Gregory Isaacs (alm) yang berjudul Slave Master dari album yang bertajuk The Essential Gregory Isaacs, “Every time I hear the music and I make a dip, a dip, slave master comes around and spank I with his whip, the whip. But if I don't get my desire, then I'll set the plantations in fire. My temperature is getting much higher, got to get what I require (Setiap kali saya mendengar musik dan membuat saya dip, dip, slave master datang dan memukul saya dengan cambuk-cambuknya. Tapi jika saya tidak mendapatkan keinginan saya, maka saya akan mengatur perkebunan dalam api. Suhu saya semakin jauh lebih tinggi, untuk mendapatkan apa yang saya butuhkan).
Gregory seakan menyampaikan situasi dan kepedihan dari penderitaan yang dialami oleh rakyat Jamaika pada era perbudakan. Akan tetapi di dalam lirik tersebut, ia seakan ingin menyampaikan bahwa musik dapat membangun semangat agar tetap kuat bertahan dari berbagai penderitaan yang sedang dialami oleh para buruh paksa pada waktu itu.
Sedangkan pada lirik lagu dari The Wailers yang berjudul Slave Drives dalam album yang bertajuk Catch a Fire, The Wailers seakan menyampaikan bahwa sebuah kemerdekaan tidak akan didapatkan hanya dengan mengalah. Akan tetapi didapatkan dengan perjuangan yang keras, walaupun dengan terpaksa harus melakukan tindakan yang brutal. “Today they say that we are free, only to be chained in poverty. Ev'ry time I hear a crack of the whip, my blood runs cold. I remember on the slave ship, how they brutalised our very souls (Hari ini mereka mengatakan bahwa kita bebas, tetapi hanya untuk dirantai dalam kemiskinan. Setiap waktu aku mendengar lecutan cambuk, yang membuat darah saya menjadi dingin. Aku ingat di kapal bersama para budak, bagaimana mereka menyampaikan kebrutalan yang membangkitkan jiwa kita).
Hampir semua musisi Reggae yang berasal dari Jamaika menyampaikan pesan-pesan tersebut, sesuatu yang telah dialami oleh nenek moyang mereka sejak jaman perbudakan. Tetapi di sisi lain lirik-lirik tersebut merupakan motivasi dan mengingatkan kembali kepada generasi selanjutnya agar tidak lupa bahwa nenek moyang mereka pernah diperlakukan sekejam itu. Dan digenerasi ini mereka harus bangkit dari keterpurukan yang selama ini menjadi label, yang seakan dicanangkan oleh mereka yang sempat menjadi penjajah di negeri mereka.
Peristiwa tersebut di atas sesuai dengan apa yang terjadi di negeri kita Indonesia, namun dengan bentuk dan cara yang berbeda. Sebab pola proyek Outsourcing telah diterapkan oleh para penguasa dan pengusaha yang berbentuk sistem-sistem kong kali kong yang menindas dengan tanpa mengindahkan masa depan rakyat Indonesia. Bahkan perbudakan dengan gaya modern secara terang-terangan pun seakan telah dilegalkan, yaitu mempekerjakan anak-anak di bawah umur dengan upah yang tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan dan lain sebagainya. Seperti yang dituangkan oleh Ikon Reggae Indonesia dalam lirik lagunya yang berjudul Kong Kali Kong, “Semakin bosan kita dibuatnya, biar lupa akar masalahnya. Terombang-ambing terombang-ambing, masyarakat terombang-ambing. Melihat kenyataan tingkah para pemimpin, yang telah disumpah untuk menjadi pemimpin. Yang seharusnya bertanggung jawab pada kita semua yang dipimpinnya, bukan sebaliknya terus membabi buta. Proyek ini proyek itu, demi keuntungan diri sendiri. Sikat sana sikat sini, bikin sengsara rakyat sendiri”. [googlebook/cinta-reggae/a.h.khalidi]
Source

About @InfoReggaeIndo

Ikuti perkembangan musik reggae di @InfoReggaeindo
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top